Langsung ke konten utama

WAKTU.....

Semenjak pindah dan memilih menetap di luar Jakarta, membuat saya benar-benar menghargai waktu. Beraktifitas di Jakarta membuat saya harus pulang-pergi menggunakan kereta dan yang pasti memakan waktu..

Pukul 5 pagi saya bangun untuk sholat, siap-siap untuk berangkat, dan sarapan (itupun kalau keburu). Kurang lebih sekitar 2 jam saya menyiapkan diri untuk semua itu. Sekitar pukul 7, saya berangkat ke stasiun, 7.30 saya dikereta (walaupun terkadang kereta tidak selalu datang tepat waktu). Kurang lebih 1 jam saya sampai di Stasiun Manggarai, setelah itu lanjut menggunakan ojek online yang kurang lebih memakan waktu 30 menit dari saat pemesanan hingga sampai di kantor (Walaupun sering lebih dari 30 menit). Jam 9 saya tiba ditujuan (Walaupun lebih sering telat dikarenakan banyak hal).

Estimasi diatas memang sudah pasti saya lakukan, tetapi kembali lagi, ada alasan mengapa saya telat sampai tujuan. Seperti kereta yang tertahan, ojek online yang lama didapat dan abangnya muter-muter, jalanan macet, dll yang memang diluar kendali saya…. Tetapi Alhamdulillah jam kerja di tempat saya bekerja itu sangat flexible.

Ok, kita lanjut…

Habis maghrib prepare untuk pulang dan pesan ojek online. Jam 7.30 malam saya tiba di Stasiun Manggarai, kemudian satu jam perjalanan untuk sampai di stasiun tujuan. Dari stasiun tujuan menuju rumah, kurang lebih setengah jam, dan artinya jam 9 malam saya baru sampai di rumah. Kemudian saya tidak bisa langsung beristirahat karena saya harus bersih-bersih badan, sholat, ngobrol dengan Mama saya, dan jam 11 malam saya tidur (itupun kalau langsung bisa tidur, terkadang melebihi jam malam).

Hal tersebut saya lakukan setiap hari, jadi saya hanya punya waktu tidur sekitar 5-6 jam.

Tidak terasa masuk Weekend, kalau tidak ada acara di hari Sabtu/Minggu saya benar-benar di rumah. Membersihkan rumah atau hanya berisitirahat di rumah. Tetapi kalau salah satu dari hari Sabtu/Minggu tersebut saya ada acara, berarti saya hanya memiliki satu hari untuk beristirahat. Dan parahnya jika dikedua hari tersebut saya memiliki rencana untuk pergi, berarti saya tidak memiliki waktu istirahat di Weekend.

Dan….ketemulah hari senin lagi, begitu seterusnya.

Dari jadwal saya tersebut, membuat saya benar-benar menghargai WAKTU. Semua terasa cepat, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Saya pribadi merasa terlalu sibuk dengan urusan saya sendiri, bekerja, kuliah, main bersama teman, dan terkadang pergi dengan pacar saya. Tanpa saya sadari rambut Mama Papa akan semakin memutih, Saya semakin dewasa, dan Adik pun akan tumbuh menjadi remaja. Umur pun semakin bertambah yang dimana mendekati kematian. Semakin sedikit waktu yang saya miliki untuk berkumpul bersama keluarga saya, yang dimana saya harus membagi waktu kepada 2 keluarga diwaktu yang berbeda (Karena orang tua saya sudah bercerai).

Mungkin banyak orang yang sudah mengalami hal ini sebelum saya, atau ada yang bilang kalau saya "lebay banget baru ngerasain kerja/sibuk?" dan lain-lain. Disini bukan masalah sibuk atau tidak, ketika saya tinggal di Jakarta waktu terasa lama karena sesibuk-sibuknya saya, saya tidak menghabiskan banyak waktu di jalan. Dan saya masih bisa berkunjung ke rumah keluarga saya sehabis saya pulang beraktivitas. Beda halnya dengan sekarang, yang dimana saya selesai beraktivitas langsung menuju stasiun untuk pulang karena sudah lelah. Saya salut dengan orang-orang terutama Bapak-Bapak yang bertahun-tahun menjalankan kegiatan seperti ini demi menghidupi keluarganya.

Dari sini saya belajar, bahwa saya harus lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga dibandingkan dengan urusan pribadi saya sebelum saya menyesal. Karena.. Waktu itu terus berjalan dan kematian itu akan datang, entah saya yang akan pergi duluan atau siapa….. yang pasti, waktu itu berjalan sangat cepat. Hingga akhirnya kita bertemu dengan ajal kita.

Waktu tidak melulu tentang uang, melainkan lebih dari itu. Dan seberapa banyak uang yang kamu dapatkan/miliki tidak akan pernah bisa membeli waktu yang telah lewat. Jadi... saya akan buat waktu luang saya yang sedikit ini menjadi lebih berharga!

Yuk... Kamu juga luangin waktu mu untuk keluarga, terutama orang tua 😁


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HELLO AND GOODBYE LUCAS

            Pagi ini diawali dengan mendapat telp dari Ibu Yani, yaitu pendiri Yayasan Komunitas Taufan (YKT). Sekitar pukul 8 pagi, Ibu Yani menelpon saya untuk meminta tolong berkunjung kesalah satu rumah sakit di Jakarta untuk mengurusi keperluan salah satu anak asuh dari YKT yang telah meninggal dunia, adik kecil yang telah “pulang” itu bernama Lucas. Kebetulan pagi ini saya tidak ada kuliah, sehingga saya bisa ke rumah sakit. Sedih rasanya karena harus mendengar berita duka itu, kami kehilangan “lagi” tawa dan canda dari salah satu adik kecil kami. Ibu Yani mengarahkan apa saja yang harus saya lakukan untuk mengurus keperluan Lucas. Selesai telp dari Ibu Yani, saya pun langsuang mandi, rapih-rapih dan pesan Grab Bike .             Jam 9 pagi Grab Bike pun datang dan saya langsung menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit saya langsung ke kamar jenazah untuk menemui keluarga Lucas, yaitu Mama dan Papa nya. Terlihat bekas air mata yang masih mengalir di pipi Mama Lucas, w

Teruntuk Kamu

Jujur, saya lelah untuk berharap kepada apa yang sedang saya jalani sekarang. Saya hanya berusaha menjalani yang sekarang dengan ikhlas dan lebih baik. Selebihnya biar Tuhan yg menentukan. Karena ternyata Tuhan benci jika kita berharap bukan kepada Nya. Teruntuk kamu, Dengan siapapun kamu nanti, semoga kamu akan bahagia dengan pilihanmu begitupun juga aku. Mungkin memang sekarang aku dan kamu atau bisa dibilang "kita" sedang bersama dan pasti kita memiliki tujuan untuk ke jenjang yang lebih serius. Tapiiii ntahlah di depan sana akan ada apa. Kita hanya pemain, yang tidak bisa menolak skenario dari Tuhan. Kita hanya bisa berusaha memainkan peran kita sebaik mungkin dan berharap kepada Tuhan bahwa Tuhan memiliki skenario yang sama seperti rencana kita. Taatlah pada Tuhanmu, ucap nama ku dalam doamu, agar Tuhan mendengar ketulusan cintamu dan mengabulkan doamu agar kita dapat bersama selamanya. Tapi jika itu tak kau lakukan, mungkin Tuhan akan memisahkan kita dengan caraNy

SURAT UNTUK OPA

….Seperti yang bilang ditulisan saya sebelumnya, bahwa Ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda. Karena bulan November 2015 kemarin saya kehilangan Opa saya, yaitu orang yang cukup berarti dihidup saya. Opa bukan hanya sekedar kakek bagi saya tetapi dia sudah seperti ayah saya, karena saya dari kecil tinggal bersama Opa dan Oma, tapi Oma sudah pergi meninggalkan kami semua sejak 2006 dan tidak lama dari itu Opa menikah lagi dengan seorang nenek. Nenek baru ini juga sangat baik, sehingga sayapun juga sayang dengan Nenek baru ini.             Dari kecil saya tinggal satu rumah bersama Mama, Opa, Oma, kemudian diganti oleh Nenek. Mungkin ada yang bertanya, kemana Papa saya? Papa saya ada kok di rumahnya hehe, jadi Papa dan Mama saya sudah bercerai dari tahun 2003, semenjak itu saya dan Mama tinggal bersama Opa dan Oma. Rumah yang kami tempati terasa ramai, karena seperti yang saya bilang di rumah itu ada saya, Mama, Opa, dan Oma/Nenek. Tetapi sudah hampir satu tahun ini Opa memilih men