Langsung ke konten utama

TERUNTUK AULIA, SAHABATKU...

Selamat datang bulan Ramadhan, selamat datang bulan penuh berkah. Alhamdulillah kita semua masih bisa dipertemukan lagi dengan bulan yang penuh berkah di tahun ini. Jujur saya merasa waktu berjalan sangat cepat, tidak terasa saya sudah dipertemukan dengan bulan Ramadhan lagi, terimakasih yaAllah atas segala nikmatMu selama ini. Semoga kita bisa meningkatkan ibadah kita dibulan Ramadhan ini, dan semoga kita bisa menunaikan ibadah puasa satu bulan full yaaa kecuali para kaum wanita.
Ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, mungkin karena di Ramadhan tahun ini saya kehilangan dua orang sekaligus yang sangat saya cintai dan sangat berarti dihidup saya. Saya kehilangan sahabat saya Damar Aulia dan saya juga kehilangan Opa (Kakek) saya, mereka meninggalkan saya dalam tahun yang sama. Rasanya saya ingin berpura-berpura saja untuk menganggap mereka ada, tetapi kenyataannya berbebeda… kenyataan berkata mereka memang sudah tidak ada. Mereka pergi meninggalkan jutaan kenangan terindah yang mereka ukir semasa hidup mereka.
2015 bisa dibilang tahun yang berat untuk saya, karena pertama saya ditinggal oleh sahabat saya yang bernama Damar Aulia. Tepat satu hari setelah lebaran tahun 2015 saat itu saya sedang tidak di Jakarta karena saya sedang mudik bersama keluarga ke Tasik, Jawa Barat. Siang itu saya mendapat telp dari salah satu teman saya yang bernama Putri, dia memberi tahu kalau Aulia (panggilan saya kepada alm) telah meninggal dunia. Saya kira Putri hanya bercanda atau salah informasi, setelah saya konfimasi ke teman saya yang lain bernama Aziz ternyata berita itu benar, Aziz juga bilang Aulia meninggal karena penyakitnya yang tiba-tiba kambuh, lalu malam hari di hari H lebaran Aulia langsung dibawa ke rumah sakit dan keesokan paginya Aulia sudah menghembuskan nafas terakhir. Memang Aulia punya penyakit dan dia pernah dioperasi karena penyakitnya, tapi saya pikir penyakit itu tidak akan datang lagi ternyata saya salah… penyakit itu menyerang Aulia tiba-tiba, maaf saya lupa nama penyakitnya. Penyakit itu menyerang kepala Aulia, sehingga Aulia suka merasa pusing yang berlebih, tapi hebatnya dia tidak pernah mengeluh kepada teman-temannya.
Mendengar penjelasan Aziz, seketika itu pula saya merasa seperti tersambar petir, air matapun tak terbendung saat mendapatkan konfirmasi tentang berita itu. Aziz bilang kalau Aulia akan dimakamkan setelah Ashar, tambahlah deras air mata saya karena saya tidak bisa melihat Aulia untuk yang terakhir kalinya. Kalau saja saya tahu berita itu dari pagi, mungkin saya akan langsung ke Jakarta untuk melihat sahabat saya yang terakhir kalinya. Hari itu saya hanya bisa menangis dan masih belum percaya karena setau saya Aulia baik-baik saja dan di hari H lebaran Aulia sempat memposting foto di instagramnya yang mengenakan hijab. Di postingan itu Aulia menuliskan captionsomeday you’ll find me “pakai jilbab”, Insya Allah kalo panjang umur. Selamat Lebaran ya’. Di postingan itu dia tampak cantik dan dia sudah berniat untuk menggunakan hijab, tapi niat itu tinggalah niat sekarang Aulia bukan menggunakan hijab melainkan kafan. Setidaknya Aulia sudah punya niat baik untuk memperbaiki penampilannya, semoga Allah mencatat niat baik Aulia itu
Saya memaksakan untuk pulang ke Jakarta tapi Mama saya bilang percuma karena alm akan dimakankan sore itu juga dan lebih baik kirimkan doa untuk alm. Saya pun ambil wudhu dan segera sholat, setelah sholat saya berdoa agar alm dilapangkan kuburnya…



*Ini ketika Aulia tiba-tiba main ke rumah saya, kira-kira bulan September 2014. Dan seingat saya inilah pertemuan terakhir saya dan Aulia. Selebihnya kita hanya bersapa melalui chat dan tidak pernah bertemu lagi untuk selamanya:")*

Pulang dari mudik saya berniat langsung ke makam Aulia lalu ke rumah Aulia untuk bertemu dengan orang tua Aulia. Sebelumnya saya sudah janjian dengan Bertha untuk pergi bersama ke makam dan rumah Aulia. Dulu saya, Bertha dan Aulia adalah sahabat dari Kelas 1 SMP. Setelah lulus dari SMP memang kita jarang main bersama karena kesibukan masing-masing, tetapi kita masih keep in touch dengan baik. Setelah saya dan Bertha bertemu, kami langsung ke makam karena saya belum tau letak tempat peristirahatan terakhir Aulia. Di tempat peristirahatan terakhirnya saya mendoakan Aulia, dan air matapun terjatuh… sempat ada sesal “kenapa kita kumpul bertiga disaat salah satu dari kita sudah ada di tempat peristirahatan terakhirnya?” jadi semenjak lulus SMP kita bertiga tidak pernah bermain bersama lagi, mungkin untuk saya dan Aulia masih suka main bersama tetapi tidak dengan Bertha, susah sekali menyatukan jam kosong diantara kami bertiga sehingga kami tidak pernah bisa kumpul dengan lengkap. Tetapi sekalinya lengkap kenapa harus dengan keadaan seperti ini? :”)
Dari makam Aulia, saya dan Bertha menuju ke rumah Aulia dan disana kita disambut oleh kedua orang tua Aulia serta adiknya yang bernama Qory. Saya, Bertha dan Mama Aulia mengobrol di ruang tamu, saya menayanyakan “awalnya kenapa tante sampai Aulia bisa secepat ini ninggalin kita?” tante pun menceritakannya dari awal, jadi Aulia meninggal bukan karena penyakitnya, melainkan darah yang sudah masuk ke pernafasan sehingga menyebabkan Aulia susah bernafas.  Memang awalnya penyakitnya kambuh, Aulia merasa kepalanya tiba-tiba terasa pusing sekali hingga sang Mama membawanya ke rumah sakit, Aulia masih bisa menahan sakitnya kepala itu tapi darah yang sudah masuk kesaluran pernafasan yang membuatnya susah untuk bernafas sehingga Aulia harus meninggalkan kita semua. Sang Mama juga menceritakan kebiasaan Aulia semasa hidupnya, saya dan Bertha juga menceritakan kenangan saat alm masih ada, kita semua saling tukar cerita yang kita miliki bersama alm. Sang Mama menceritakannya dengan meneteskan air matanya, saya dan Bertha pun ikut meneteskan air mata. Betapa masih terasa kehadiran Aulia dihidup kami orang-orang yang ditinggalkannya dan rasa itu tidak akan pernah hilang. Mungkin raga Aulia sudah tidak ada, tapi Aulia akan selalu ada di hati orang-orang yang mencintainya termasuk saya.

Dan tanggal 4 April 2016 adalah ulang tahun Aulia yang ke 21 tahun, beberapa hari setelah ulang tahun Aulia, saya dan Bertha mengunjungi makam alm… Biasanya saya mengucapkan lewat chat, atau telp sekarang saya mengucapkannya dihadapan peristirahatan terakhir alm. Tidak ada kue, tidak ada surprise, tidak ada tawa, hanya ada bunga yang saya dan Bertha bawa, serta doa.. ulang tahun pertama tanpa ada yang sedang ulang tahun. Di tempat perisitirahat terakhir Aulia, saya dan Bertha hanya bisa menangis, kami rindu tawa, canda, dan kehadiran mu Aulia.  Terimakasih Aulia, kamu sudah menjadi sahabat terbaikku, canda tawamu pernah mengisi hari-hariku, aku tidak akan pernah melupakan kanangan antara kita. Allah sayang kamu ul melebihi kita saya kamu, Allah gak mau liat kamu sakit terus karena itu Allah panggil kamu dan inilah yang terbaik menurut Allah. Sampai ketemu disurga nanti ya ul.. I LOVE YOU!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HELLO AND GOODBYE LUCAS

            Pagi ini diawali dengan mendapat telp dari Ibu Yani, yaitu pendiri Yayasan Komunitas Taufan (YKT). Sekitar pukul 8 pagi, Ibu Yani menelpon saya untuk meminta tolong berkunjung kesalah satu rumah sakit di Jakarta untuk mengurusi keperluan salah satu anak asuh dari YKT yang telah meninggal dunia, adik kecil yang telah “pulang” itu bernama Lucas. Kebetulan pagi ini saya tidak ada kuliah, sehingga saya bisa ke rumah sakit. Sedih rasanya karena harus mendengar berita duka itu, kami kehilangan “lagi” tawa dan canda dari salah satu adik kecil kami. Ibu Yani mengarahkan apa saja yang harus saya lakukan untuk mengurus keperluan Lucas. Selesai telp dari Ibu Yani, saya pun langsuang mandi, rapih-rapih dan pesan Grab Bike .             Jam 9 pagi Grab Bike pun datang dan saya langsung menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit saya langsung ke kamar jenazah untuk menemui keluarga Lucas, yaitu Mama dan Papa nya. Terlihat bekas air mata yang masih mengalir di pipi Mama Lucas, w

Teruntuk Kamu

Jujur, saya lelah untuk berharap kepada apa yang sedang saya jalani sekarang. Saya hanya berusaha menjalani yang sekarang dengan ikhlas dan lebih baik. Selebihnya biar Tuhan yg menentukan. Karena ternyata Tuhan benci jika kita berharap bukan kepada Nya. Teruntuk kamu, Dengan siapapun kamu nanti, semoga kamu akan bahagia dengan pilihanmu begitupun juga aku. Mungkin memang sekarang aku dan kamu atau bisa dibilang "kita" sedang bersama dan pasti kita memiliki tujuan untuk ke jenjang yang lebih serius. Tapiiii ntahlah di depan sana akan ada apa. Kita hanya pemain, yang tidak bisa menolak skenario dari Tuhan. Kita hanya bisa berusaha memainkan peran kita sebaik mungkin dan berharap kepada Tuhan bahwa Tuhan memiliki skenario yang sama seperti rencana kita. Taatlah pada Tuhanmu, ucap nama ku dalam doamu, agar Tuhan mendengar ketulusan cintamu dan mengabulkan doamu agar kita dapat bersama selamanya. Tapi jika itu tak kau lakukan, mungkin Tuhan akan memisahkan kita dengan caraNy

SURAT UNTUK OPA

….Seperti yang bilang ditulisan saya sebelumnya, bahwa Ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda. Karena bulan November 2015 kemarin saya kehilangan Opa saya, yaitu orang yang cukup berarti dihidup saya. Opa bukan hanya sekedar kakek bagi saya tetapi dia sudah seperti ayah saya, karena saya dari kecil tinggal bersama Opa dan Oma, tapi Oma sudah pergi meninggalkan kami semua sejak 2006 dan tidak lama dari itu Opa menikah lagi dengan seorang nenek. Nenek baru ini juga sangat baik, sehingga sayapun juga sayang dengan Nenek baru ini.             Dari kecil saya tinggal satu rumah bersama Mama, Opa, Oma, kemudian diganti oleh Nenek. Mungkin ada yang bertanya, kemana Papa saya? Papa saya ada kok di rumahnya hehe, jadi Papa dan Mama saya sudah bercerai dari tahun 2003, semenjak itu saya dan Mama tinggal bersama Opa dan Oma. Rumah yang kami tempati terasa ramai, karena seperti yang saya bilang di rumah itu ada saya, Mama, Opa, dan Oma/Nenek. Tetapi sudah hampir satu tahun ini Opa memilih men